M. Islamsyah Arifin, S.H.
Kongres INI lanjutan akan diselenggarakan pada 16 Juli 2012 setelah 5 bulan lebih tertunda. Berbagai pendapat pro dan kontra muncul sesuai pandangan masing-masing selama 5 bulan ini. Ada dua "pendapat utama" dalam pertarungan ini yaitu, "money politic" dan satunya "usaha menggagalkam kongres." Semua pendapat bisa ditelaah sesuai hukum dan norma-norma yang ada. Perbedaan pendapat ini akan mengkristal dan akan kelihatan dengan sendirinya.
Redaksi mewawancarai satu per satu para pihak -sudah tentu yang bersedia dan terpilih- untuk menyampaikan argumentasi masing-masing sampai menjelang waktu kongres. Tujuannya adalah ditemukannya permasalahan yang sebenarnya, dan agar diidentifikasi masalahnya yang nanti akan menjadi bahan pelajaran untuk mendatang. Nantinya hasilnya bisa menjadi acuan para notaris, terutama yang masih muda-muda, untuk berorganisasi secara baik.
Redaksi mewawancarai satu per satu para pihak -sudah tentu yang bersedia dan terpilih- untuk menyampaikan argumentasi masing-masing sampai menjelang waktu kongres. Tujuannya adalah ditemukannya permasalahan yang sebenarnya, dan agar diidentifikasi masalahnya yang nanti akan menjadi bahan pelajaran untuk mendatang. Nantinya hasilnya bisa menjadi acuan para notaris, terutama yang masih muda-muda, untuk berorganisasi secara baik.
M. Islamsyah Arifin, S.H.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah INI Banten
medianotaris.com : bagaimana Anda bisa melihat bahwa ada pihak tertentu yang membuat Kongres INI di Yogyakarta deadlock?
M. Islamsyah Arifin : saya berada di barisan depan waktu kongres. Saya tahu persis memang ada upaya menggagalkan kongres oleh pihak tertentu. Saya melihat, waktu panitia memerintahkan ruangan kongres dikosongkan maka kami tertib keluar dan kembali ke kamar masing-masing karena merasa hampir pasti menang. Pengosongan ini diperintahkan panitia guna persiapan pemilihan. Nah, ternyata kelompok mereka yang tidak senang dengan Rachma masuk ruangan dan makan di dalam ruangan sidang. Kabarnya mereka ditraktir makan oleh salah seorang notaris senior dan membuat diskusi sendiri di dalam ruangan kongres sementara peserta yang lain masih patuh untuk tidak masuk ruangan. Di dalam ruangan itu mereka kemudian menciptakan "mimbar bebas" dan melempar opini-opini dengan pidato. Lantas mereka memutar rekaman-rekaman berupa suara dan gambar yang mencekam yang memang sudah disiapkan. Suasana yang muncul begitu mencekam dengan suara-suara menakutkan dan gambar-gambar slide yang saya tidak ingat lagi apa isinya. Suasana ini mengingatkan saya seperti suasana aksi propaganda gerakan organisasi jaman Orde Lama. Dari sini kemudian kami sadar bahwa ini sudah dipersiapkan, tidak mungkin bisa kalau tidak ada permainan dengan penyelenggara. Suasananya urakan...Bukan suasana notaris.
M. Islamsyah Arifin : saya berada di barisan depan waktu kongres. Saya tahu persis memang ada upaya menggagalkan kongres oleh pihak tertentu. Saya melihat, waktu panitia memerintahkan ruangan kongres dikosongkan maka kami tertib keluar dan kembali ke kamar masing-masing karena merasa hampir pasti menang. Pengosongan ini diperintahkan panitia guna persiapan pemilihan. Nah, ternyata kelompok mereka yang tidak senang dengan Rachma masuk ruangan dan makan di dalam ruangan sidang. Kabarnya mereka ditraktir makan oleh salah seorang notaris senior dan membuat diskusi sendiri di dalam ruangan kongres sementara peserta yang lain masih patuh untuk tidak masuk ruangan. Di dalam ruangan itu mereka kemudian menciptakan "mimbar bebas" dan melempar opini-opini dengan pidato. Lantas mereka memutar rekaman-rekaman berupa suara dan gambar yang mencekam yang memang sudah disiapkan. Suasana yang muncul begitu mencekam dengan suara-suara menakutkan dan gambar-gambar slide yang saya tidak ingat lagi apa isinya. Suasana ini mengingatkan saya seperti suasana aksi propaganda gerakan organisasi jaman Orde Lama. Dari sini kemudian kami sadar bahwa ini sudah dipersiapkan, tidak mungkin bisa kalau tidak ada permainan dengan penyelenggara. Suasananya urakan...Bukan suasana notaris.
medianotaris.com : selanjutnya apa yang terjadi?
M. Islamsyah Arifin : sementara para peserta kongres masuk lagi dan ribut karena adanya mimbar bebas itu, para caketum menyatakan mengundurkan diri, termasuk Pieter E. Latumeten menyatakan mengundurkan diri. Pernyataan ini dilakukan dihadapan orang banyak sebanyak 2 kali. Menurut mereka mungkin pernyataan mengundurkan diri ini akan menyudutkan Sri Rachma Chandrawati (SRC). Tapi Rachma tidak terpengaruh, dan tidak ikut-ikutan. Hal ini membuat
presidium panik. Kemudian muncullah wacana deadlock.
presidium panik. Kemudian muncullah wacana deadlock.
medianotaris.com : menurut Anda apa sebetulnya yang melatarbelakangi wacana deadlock ini ?
M. Islamsyah Arifin : Ini akibat tindakan mereka sendiri yang menyatakan mengundurkan diri sehingga calonnya tinggal Sri Rachma, yang artinya tinggal ketok palu saja waktu itu. Mereka salah strategi, mungkin dikira dengan menyatakan mengundurkan diri semua, Rachma akan jatuh saat itu. Tapi Rachma tidak terpengaruh dan diam saja. Semua tim Sri Rachma diam saja tidak melayani dan terpancing keributan yang diciptakan itu. Kesimpulannya, jika waktu itu tidak
deadlock maka yang menang adalah Sri Rachma karena calon yang lain sudah menyatakan mengundurkan diri. Mereka termakan oleh pernyataannya sendiri , yaitu mengundurkan diri dari pencalonan.
deadlock maka yang menang adalah Sri Rachma karena calon yang lain sudah menyatakan mengundurkan diri. Mereka termakan oleh pernyataannya sendiri , yaitu mengundurkan diri dari pencalonan.
medianotaris.com : bagaimana caranya para calon ketua umum ini mengundurkan diri?
M. Islamsyah Arifin : saya hanya melihat bahwa yang mengundurkan diri secara baik adalah Widijatmoko. Menurut saya dia menyatakan pengunduran diri itu dari hatinya yang tenang. Yang lainnya ada yang emosi, dan apa pula yang plin-plan seolah-olah dikendalikan orang lain. Mereka menyatakan mundur 2 kali di hadapan peserta kongres.
medianotaris.com : apa tujuannya menggagalkan kongres ini, bila itu memang benar dilakukan oleh pihak tertentu?
M. Islamsyah Arifin : tujuannya adalah supaya Sri Rachma tidak jadi. Saya dan anggota tim berhasil merekam pembicaraan di antara orang-orang tertentu itu dan saya mendengar suara-suara dengan istilah "kita (maksudnya : mereka) pasti kalah", dan "Rachma jangan sampai jadi".
medianotaris.com : katanya para calon itu mundur dengan syarat sampai soal money politic diselesaikan?
M. Islamsyah Arifin : tidak. Wacana itu muncul sekarang-sekarang ini saja, mungkin setelah melihat perkembangan bahwa Rachma sulit dijatuhkan. Tujuannya adalah membuka peluang kepada mereka agar bisa ikut lagi pemilihan karena sudah terburu-buru menyatakan mengundurkan diri. Ketika menyatakan mengundurkan diri di kongres mereka juga menandatangani pernyataan pengunduran diri itu di depan orang banyak. Sayang kami tidak lagi melihat surat
tersebut. Berita acaranya juga ada tapi sekarang tidak tahu dikemanakan.
medianotaris.com : mengapa muncul keributan-keributan ini sehingga pimpinan sidang menyatakan deadlock?
M. Islamsyah Arifin : ini ada unsur ekonomi dan juga politik. Saya melihat ada avonturir atau raja-raja kecil yang merasa nyaman duduk di pengurus pusat. Sudah tidak sehat. Sementara itu masalah keuangan organisasi masih perlu dipertanyakan. Masing-masing ada kepentingan pribadi, dan tidak bisa dikontrol.
Buktinya, sementara pengurus lama sudah demisioner, kok bisa-bisanya menjalankan kegiatannya seperti semula sebelum demisioner dengan berhubungan dengan lembaga negara dengan menggunakan sarana organisasi, seperti kop surat, atau melakukan kegiatan seolah-seolah masih menjadi pengurus.
medianotaris.com : mereka menggugat masalah money politic?
M. Islamsyah Arifin : istilah "money politic" oleh mereka dihembus-hembuskan sebagai alat menggolkan tujuannya sendiri, untuk kepentingan pemenangan mereka sendiri. Suasana kongres ini kacau karena semuanya pada "ikut main" dengan kepentingannya masing-masing. Tim kami sudah minta berulang-ulang berita acara kongres, rekaman suara, finger print dan sebagainya ternyata tidak pernah diberi. Kami minta berita acara, rekaman dan sebagainya karena
penting untuk pembuktian adanya ketidakberesan pelaksanaan kongres ini. Jika mereka tidak memberikan data-data itu, kita bisa tahulah bagaimana mereka itu. Misalnya, sampai kini kami tidak pernah diberikan nama peserta yang hadir pada kongres sesuai permintaan kami. Malahan terakhir, ketua panitia menyatakan tidak ada rekamannya. Kan, aneh...
Dipikiran mereka, panitia pelaksana, kami tidak akan komplain soal ini sehingga mereka melakukan ini semua.
Mereka menghembuskan isu money politic ini untuk menjatuhkan Rachma. Agenda utama mereka adalah penerusan estafet kepemimpinan pada orang-orang tertentu yang segaris dengan mereka. Jadi mereka ingin agar kepemimpinan INI jangan sampai jatuh ke tangan orang lain, yaitu Rachma.
medianotaris.com : menurut Anda kongres lanjutan di Jakarta akan ribut lagi?
M. Islamsyah Arifin : kalau kita jujur dan adil, kongres mendatang di Jakarta adalah statusnya adalah kongres lanjutan, yaitu melanjutkan kongres di Yogyakarta. Ingat lho, kongres di Yogyakarta dinyatakan deadlock dalam posisi calon ketua umum tinggal 1 orang, Sri Rachma. Yang lainnya sudah menyatakan mengundurkan diri dihadapan orang banyak.
Menurut saya, kongres lanjutan nanti bukanlah "pemilihan calon ketua umum". Yang dipilih siapa? Lha, orang calonnya tinggal 1. Kalau sampai agendanya adalah "pemilihan" tentu akan memancing perdebatan karena calonnya tinggal 1 dan nggak perlu pemilihan lagi. Yang kedua, jika kongres di Jakarta nanti dilanjutkan dengan agenda "pemilihan" berarti mempermalukan para calon ketua umum yang mundur. Kalau mereka dibolehkan maju, ya kasihan, jangan-jangan nanti dianggap menjilat ludah sendiri.
Jadi kalau calon ketua umum yang ada tinggal Rachma, itu kan karena mereka sendiri yang menghendaki dengan cara mengundurkan diri. Sehingga kongres lanjutan di Jakarta Juli ini agendanya mestinya tinggal menetapkan calon ketua umum yang tersisa, yaitu Rachma, karena yang lainnya mundur. Ini fakta karena waktu itu deadlock setelah seluruh calon ketua, kecuali Rachma, mundur.penting untuk pembuktian adanya ketidakberesan pelaksanaan kongres ini. Jika mereka tidak memberikan data-data itu, kita bisa tahulah bagaimana mereka itu. Misalnya, sampai kini kami tidak pernah diberikan nama peserta yang hadir pada kongres sesuai permintaan kami. Malahan terakhir, ketua panitia menyatakan tidak ada rekamannya. Kan, aneh...
Dipikiran mereka, panitia pelaksana, kami tidak akan komplain soal ini sehingga mereka melakukan ini semua.
Mereka menghembuskan isu money politic ini untuk menjatuhkan Rachma. Agenda utama mereka adalah penerusan estafet kepemimpinan pada orang-orang tertentu yang segaris dengan mereka. Jadi mereka ingin agar kepemimpinan INI jangan sampai jatuh ke tangan orang lain, yaitu Rachma.
medianotaris.com : menurut Anda kongres lanjutan di Jakarta akan ribut lagi?
M. Islamsyah Arifin : kalau kita jujur dan adil, kongres mendatang di Jakarta adalah statusnya adalah kongres lanjutan, yaitu melanjutkan kongres di Yogyakarta. Ingat lho, kongres di Yogyakarta dinyatakan deadlock dalam posisi calon ketua umum tinggal 1 orang, Sri Rachma. Yang lainnya sudah menyatakan mengundurkan diri dihadapan orang banyak.
Menurut saya, kongres lanjutan nanti bukanlah "pemilihan calon ketua umum". Yang dipilih siapa? Lha, orang calonnya tinggal 1. Kalau sampai agendanya adalah "pemilihan" tentu akan memancing perdebatan karena calonnya tinggal 1 dan nggak perlu pemilihan lagi. Yang kedua, jika kongres di Jakarta nanti dilanjutkan dengan agenda "pemilihan" berarti mempermalukan para calon ketua umum yang mundur. Kalau mereka dibolehkan maju, ya kasihan, jangan-jangan nanti dianggap menjilat ludah sendiri.
Kalau fakta ini diingkari oleh kongres nanti, ya kita tahulah kemudian kualitas mereka seperti apa.
Komentar Untuk Berita Ini (3)
sy pikir apa yg di sampaikan oleh bang islamsyah memang itulah realita yg terjadi krn sampai kongres lanjutan pun mereka akan buat spt di jogya tp sayang rencana mereka sdh di ketahui peserta kongres,dg cara mereka mengulur ulur waktu dg memainkan scorsin
sy pikir apa yg di sampaikan oleh bang islamsyah memang itulah realita yg terjadi krn sampai kongres lanjutan pun mereka akan buat spt di jogya tp sayang rencana mereka sdh di ketahui peserta kongres,dg cara mereka mengulur ulur waktu dg memainkan scorsin
Dengan pernyataan dan sikap dari sdr Islamsyah diatas jelas ada pro kontra dalam pemilihan Ketum INI yang akan datang.Masing-masing pihak akan mempertahankan pendapatnya dengan argumen masing-masing... Benih-benih tidak baik ...benih-benih tidak sehat ...
Kirim Komentar