Seragam Pramugari Citilink

Layanan Baru Citilink Hotels


Di negeri yang dikuasai budaya korupsi, penyelewengan, dan minimnya tanggungjawab para profesional pada pekerjaannya, masyarakat menghadapi siatuasi yang tidak pasti. Salah satu ketidakpastian adalah pada adanya percaloan, pelayanan dan jadwal terbang oleh maskapai.
Kita yang sering terbang di dalam negeri, khususnya, sudah sering mendapatkan layanan buruk maskapai penerbangan tertentu dalam segi jadwal terbang. Namun kita tidak sadar bahwa pelayanan umum dalam transportasi itu sangat dipengaruhi oleh situasi negara yang dikuasai para pejabat negara korup. Dalam pelayanan transportasi udara atau penerbangan, layanan buruk -salah satunya- disebabkan oleh dampak manajemen pemerintahan yang korup.
Bagaimana sebetulnya hubungan antara manajemen pemerintahan atau penguasa yang korup dan buruknya layanan publik, tidaklah sulit kita rumuskan. Ini ibarat orang telanjang disiang bolong di tengah pasar : sangat kentara. Ingatlah ketika ada kecelakaan kapal laut yang tenggelam gara-gara kapalnya sudah tidak layak operasi, namun bisa beroperasi karena ada kongkalikong dengan pejabat pemberi ijin. Atau perusahaan transportasi yang menaikkan tarif tidak sesuai aturan, namun tidak diapa-apakan. Ini sudah sehari-hari, dan malangnya kita diam saja. Sebagian dari kita acuh atak acuh karena memang tidak peduli, atau mungkin diam saja karena apatis karena toh, aparat tidak menindak.
Akhirnya semua dari kita menerima saja keadaan ini karena terpaksa. Pasrah saja ketika pesawat delay 35 menit, 1 jam dan bahkan 3 jam. Pengalaman luar biasa dialami seorang wartawan televisi yang terlambat terbang sekitar 3 jam dari Malang ke Jakarta akhir tahun 2010. Pertanyaan yang timbul, punya pesawat apa tidak, sih, maskapainya? Mengadu?
Dalam situasai negeri korup dan manajemen kacau ini masyarakat tidak bisa apa-apa karena saluran komplain yang ada merupakan barang impian. Lembaga konsumen? Menggugat lewat pengadilan? Melapor ke perhubungan yang memberikan ijin? Mana ada itu. Pasti sulit dan nanti malah celaka sendiri.
Situasi inilah yang dimanfaatkan oleh pengusaha maskapai yang nakal dengan melakukan strategi bisnis hit and run, dan berkolusi dengan aparat selaku pengawas dan pembina. Dengan strategi ini mereka melakukan layanan dengan standar minimal, dan berusaha meraih untung sebesar mungkin. Kalau ada komplain sudah tentu mereka tidak khawatir karena sudah “ada jalur” untuk mengamankan bisnisnya.
Akibatnya dengan standar layanan minimal dan buruk ini masyarakat dirugikan “luar-dalam”, dan tidak bisa komplain atau minta ganti rugi. Sementara para pebisnis nakal dengan tenangnya menikmati semua ini. Pertanyaan kemudian muncul, mungkinkah negara memberikan sanksi keras pada perilaku buruk maskapai yang seenaknya merugikan penumpang?
Pimpinan Citilink (CEO) Arif Wibowo menyatakan bahwa Citilink dalam menepati jadwal terbang adalah sebesar 85 persen. Tanpa berpretensi memuji, jadwal terbang yang ditepati sebesar 85 persen itu adalah bagus dalam siatuasi janji terbang maskapai yang sering dicederai. Ketepatan jadwal terbang ini (on time) adalah sama dengan ketepatan jadwal terbang Garuda yang merupakan seniornya.
Menurut Arif komitmen ketepatan jadwal terbang Citilink ini akan makin baik dengan adanya tambahan pesawat dan tambahnya frekuensi penerbangan tahun depan. Tahun ini, katanya, Citilink sudah melakukan jadwal penerbangan sebanyak 130 kali sehari dengan armada 21 pesawat.
Komitmen dan ketepatan janji Citilink dalam pelayanan sudah terbukti dengan penilaian pihak ketiga ketika memperoleh berbagai penghargaan dalam pelayanan. Beberapa penghargaan itu adalah sebagai Leading Low Cost Airline 2011/2012, Service to Care Award 2012 (Markplus Insight), Maskapai Penerbangan Nasional Terbaik Anugerah Adikarya Wisata 2012 dan Leading Low Cost Airline 2012/ 2013 Indonesia Travel and Tourism Award 2012.
Dalam acara penganugerahan penghargaan jurnalis di Jakarta, 12 Desember 2012, Citilink melakukan penandatanganan memorandum of understanding dengan Agoda.com yang merupakan portal layanan pemesanan hotel online tercepat dan terkemuka di Asia. Upaya ini melengkapi komitmen Citilink dalam melayani penumpang untuk melakukan perjalanan dan menginap. Dengan ini pula, menurut VP Marketing and Communication Citilink Aristo Kristandyo, layanan pemesanan hotel dengan Agoda.com ini resmi menjadi salah satu fitur layanan Cililink dengan nama Citilink Hotels.



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Kirim Komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas