Syafran : Semua Teman Saya
Selain itu kejutan lain adalah adalah datang dari Ketua Presidium Kongres yang tiba-tiba memutuskan tanpa mempersilakan peserta untuk musyawarah atau voting. Presidium juga tidak memberikan amanat kepada siapa IPPAT nantinya dijalankan setelah Kongres ditutup sehingga menimbulkan silang pendapat tentang siapa yang mestinya memegang "tampuk kekuasaan" dalam situasi IPPAT demisioner.
Namun kejutan yang satu ini pasti lain. Medianotaris.com sempat merekam momen "penting" dalam video pembukaan Kongres yang memperlihatkan Syafran duduk berhadapan dan semeja dengan SRC dan kawan-kawan beberapa saat setelah Kongres usai (lihat video pembukaan Kongres di medianotaris.com).
Benarkah Syafran akrab kembali dengan mantan bosnya di IPPAT itu?
Ditemui setelah acara Seminar UU Pertanahan yang diselenggarakan DPP REI di Hotel Atlet Century, Jakarta, Syafran memberikan pernyataannya dengan gaya khasnya yang terbuka.
.jpg)
Medianotaris.com : banyak yang terbengong-bengong melihat Anda duduk satu meja di kafe setelah Kongres bubar, sebab selama ini Anda dan SRC saling berseberangan, setelah Anda mundur dari kepengurusan IPPAT di bawah SRC waktu itu. Apa artinya itu?
Syafran Sofyan : tidak ada artinya. Saya terus terang memberikan apresiasi kepada rekan Sri Rachma Chandrawati. Karena menjelang Kongres IPPAT seolah-olah kondisi kurang kondusif. Ada yang mengatakan, mau deadlock atau mau ada keributan dan dan sebagainya sehubungan dengan kasus pen-delete-an (pencoretan-red) beberapa rekan, termasuk saya dalam pencalonan Ketua Umum IPPAT olem Tim Verifikasi Pra Kongres IPPAT pada Oktober 2013.
Dalam kaitan inilah kemudian saya berpikir, tidak ada hal yang tidak bisa didialogkan. Makanya waktu itu saya berinisiatif untuk ini. Lagi pula, belum lama sebelum Kongres saya bertemu dengan rekan Sri Rachma secara tidak sengaja dalam acara Forum Discussion Group tentang Pertanahan di Jakarta. Saat itulah saya dan beliau tercapai kesepakatan untuk berbicara berdua untuk mencari jalan keluar masalah ini.
Akhirnya besoknya saya sebagai yunior mendatangi beliau dalam posisi rekan senior untuk berbicara mengenai masalah IPPAT, khususnya Pra Kongres sampai Kongres IPPAT di Bandung. Dalam pembicaraan ini saya berpandangan bahwa di dalam masalah Pra Kongres, sampai Kongres di Bandung dengan segala permasalahannya, peran Bu Rachma sangat besar. Saat itu beliau sangat menyambut baik hal ini.
Untuk itu beliau berjanji, pada saat pembukaan Kongres, beliau berjanji akan membuka dan menganulir putusan Tim verifikasi Pra Kongres soal bakal calon Ketua Umum IPPAT. Yang saya merasa surprised, beliau menyatakan akan menyerahkan ruko (Kantor Sekretariat IPPAT di Jalan Gajahmada, Jakarta) untuk kepentingan IPPAT. Saya memberikan nilai plus untuk sikap Bu Rachma yang ketika berpidato di depan peserta Kongre telah meminta untuk membuka, dan menganulir hasil tim verifikasi, serta memberitahukan penyerahan gedung kantor sekretariat IPPAT itu.
Nah, mengenai soal saya mengadakan pertemuan bersama dengan Bu Rachma setelah Kongres, ya tidak ada masalah. Semua rekan-rekan PPAT adalah sahabat saya. Mungkin antara rekan-rekan ada yang berbeda pandangan, ya silakan saja. Menurut saya tidak masalah. Kita harusnya melihat pandangan ke depan, bagaimana memikirkan dan mencari jalan keluar bersama-sama persoalan IPPAT. Sebab IPPAT terlalu besar untuk dipikirkan dan ditangani sendiri.
Medianotaris.com : ada yang mengatakan, Anda “berjalan sendiri”?
Syafran Sofyan : tidak ada itu. Setiap langkah yang saya lakukan sebelum dan saat Kongres selalu saya koordinasikan, baik dengan Herdimansyah yang bertindak sebagai tim sukses yang ditunjuk bersama-sama dengan rekan-rekan saya di PP INI, saya selalu berkoordinasi, termasuk dengan Pak AD. Jadi tidak ada yang namanya jalan sendiri-sendiri. Lagipula saya tidak ada melakukan koalisi dengan Saudara-saudara Sri Rachma maupun Hari Bagyo seperti yang digembar-gemborkan selama ini. Bukan itu semua masalahnya. Prinsip saya adalah bagaimana menjalan Kongres ini sesuai AD/ ART.
Menurut saya, buat semuanya –termasuk Calon Ketua Umum- tidak ada masalah lagi setelah Kongres itu dibuka, dan patuh pada AD/ ART dan patuh pada apa yang dikatakan Ketua Umum. Sehingga apa pun masalah yang ada di Kongres, ya mari kita selesaikan. Misalnya soal verifikasi. Harusnya bisa diselesaikan kalau kita patuh pada AD/ ART dan ucapa Ketua Umum. Untuk ini saya mengusulkan win-win solution dengan mengokomodir semuanya yang memenuhi syarat, dan bukan memaksakan kehendak,
Medinotaris.com : apa pendapat Anda soal putusan Ketua Presidium yang menutup Kongres ini tanpa hasil pemilihan Ketua Umum yang diinginkan?
Syafran Sofyan : apa pun keputusan Presidium, saya akan ikuti. Saya tidak akan berbuat apa pun, bahkan saya memberikan ucapan selamat kepada mereka. Buat saya, mau dipilih atau tidak, buat saya tidak masalah.
Kembali ke soal awal, dalam hal ini saya mau bersama siapa saja, ya tidak ada masalah. Kita bebas-bebas saja. Kita para PPAT/ Notaris tak usah dikelompok-kelompokkan. Kita bebas berbicara dengan siapa pun, termasuk musuh sekali pun, atau yang bukan notaris/ PPAT pun, jika untuk kepentingan anggota notaris/ PPAT, pasti akan saya temui. Kita jangan terlalu mengecilkan diri.
Soal suara-suara miring terhadap saya, saya tidak ada urusan. Itu tidak penting. Justru urusan-urusan yang penting masih banyak yang bermanfaat, misalnya seminar, pendidikan dan lain-lain untuk anggota PPAT. Kita tak usah memikirkan hal-hal yang tidak jelas. Menurut saya jabatan ketua umum bukan tujuan, tapi alat untuk mencapai tujuan. Selain itu jabatan ketua umum itu amanah yang harus betul-betul diminta oleh anggota. Bukan si calon itu yang memaksakan diri untuk mendapatkan jabatan itu.
Medianotaris.com : sikap Anda terhadap putusan tim verifikasi sampai Presidium bagaimana saat ini?
Syafran Sofyan : silakan mereka putuskan. Itu adalah urusan mereka. Bagi saya, saya akan ikuti putusan tim verifikasi, maupun Presidium. Saya tidak akan menggugat. Saya tidak ada beban dalam pencalonan ketua umum ini. Menurut saya usulan calon ketua umum harus datang dari bawah, bukan dipaksakan dari atas. Selain itu semua anggota PPAT juga adalah teman saya. Beberapa waktu lalu saya ketemu rombongan Pak AD di Yogyakarta, ya saya sapa dengan baik. Kalau menurut dia bagaimana-bagaimana, ya saya nggak tahu…