Alya Rohali

Alya Rohali, SH, MKn


Apa kabar Alya, yang dua tahun lalu ikut ujian calon notaris itu? Kini mantan Puteri Indonesia Alya Rohali ini sudah resmi menjadi seorang notaris yang berkedudukan di Kota Depok, Jawa Barat.
Waktu itu di tahun 2012 Alya terhitung salah satu lulusan magister kenotariatan yang mengadu nasib sebagai calon notaris dari ribuan calon untuk mengikuti ujian kode etik. Berbagai tahap ujian pun dijalani dengan tertib, dan akhirnya diangkat oleh negara sebagai PPAT dan notaris sekitar akhir tahun 2013.


Kini bekerja sebagai notaris yang berada di wilayah Kota Depok, diakuinya, sudah membuatnya merasa happy. Sebab dengan pekerjaannya sebagai notaris/ PPAT, ia mengaku nyaman dari sisi waktu dan flesibilitas pengaturan jadwal kerjaan dengan kegiatan lainnya, terutama kegiatan anaknya. Di sekolah anaknya pun lulusan magister kenotariatan Universitas Indonesia ini menjadi pengurus organisasi orangtua siswa. Jadi tidak heran kalau ia merasa nyaman dan sangat menikmati profesi barunya ini karena waktunya, sekali lagi, bisa diatur.
Tapi bagaimana Alya saat ini dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat umum dan Pejabat Pembuat Akta Tanah? Ia pun mengaku masih dalam situasi beradaptasi dengan pekerjaan barunya, setelah pekerjaannya di dunia seni sudah dijalani belasan tahun. Pekerjaan barunya sebagai pejabat umum memang merupakan dambaannya karena ia bisa mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya di Trisakti dan di UI sebelumnya. Jadi lengkaplah sudah cita-cita Alya : bekerja sesuai dambaan, dan bisa mengatur waktu sesuai kodratnya sebagai ibu anak-anaknya.
Memang tidak heran kalau Alya senang dan nyaman dengan profesi barunya ini karena ada kebebasan penuh untuk mengatur waktu. Ini tidak akan terjadi bila ia bekerja menjadi karyawan di perusahaan orang lain. Ia pun menceritakan bahwa dirinya bisa datang ke kantor pagi, dan bisa juga siang, tergantung kepentingannya.
Kini dengan karyawan yang jumlahnya lima orang itu Alya mengaku sudah mulai sibuk bekerja sebagai notaris dan PPAT. Secara spesifik ia menjelaskan bahwa saat ini masih banyak menerima pekerjaan sebagai notaris, dibandingkan dengan sebagai PPAT. Soal pekerjaan yang diterimanya, jawaban Alya seolah jawabannya standar : semua rezeki manusia sudah ditentukan Allah SWT, katanya.
Pilihan Alya sebagai notaris dan PPAT disadarinya sebagai pilihan realistis. Sebagai orang yang sebelumnya bekerja di bidang seni, Alya tidak luput dari situasi di mana menurutnya profesi bidang seni akan relatif lebih terbatas dibandingkan dengan profesi pejabat umum. Menurutnya profesi notaris dan PPAT lebih bisa menjamin masa depannya dibandingkan dengan bekerja sebagai pekerja seni, jika waktu dan umur semakin berjalan.
Mengenai rencana kebijakan pemerintah mengatur regionalisasi wilayah kerja PPAT, menurutnya boleh-boleh saja. Namun ia merasa hal ini masih wacana dan masih perlu diwujudkan. Boleh saja sih, katanya, nanti PPAT bisa membuat akta di mana-mana. Namun apakah bisa terlaksana dengan baik, atau bukanlah malah kacau-balau nggak, ya?, katanya.
Kalau boleh berpendapat, menurutnya, dengan ketentuan aturan yang sekarang, sebagai PPAT sudah merasa nyaman dalam menjalankan tugas.



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Kirim Komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas